Gangguan yang terjadi akibat kerusakan dalam mobilisasi bermacam, hal demikian tergantung dari letak gangguan yang terjadi atau dimiliki oleh penderita mobilisasi. Beberapa gangguan akibat jika mobilisasi tidak ditangani dengan serius diantaranya:
Sistem Metabolik. Gangguan yang terjadi akibat kerusakan mobilisasi dalam sistem metabolik jika tidak ditangani dengan intens akan menimbulkan ketidakseimbangan cairan tubuh, sehingga jika timbul dehidrasi dan edema dapat meningkatkan laju kerusakan pada jaringan yang lain, yakni kerusakan kulit dan jaringan lainnya pada klien imobilisasi. Penyembuhan terhadap luka yang lambat juga dapat ditimbulkan akibat kerusakan dalam mobilitas sistem ini.
Sistem Respiratori. Gangguan yang terjadi akibat kerusakan mobilisasi dalam sistem respiratorik ini antara lain gerakan dinding dada yang asimetris, dispnu Crakles, wheezing, dan peningkatan percepatan pernapasan dari batas normalnya. Sehingga, tindakkan keperawatan terhadap klien imobilisasi dibutuhkan untuk mengoptimalkan kembali sistem respiratori pada keadaan yang lebih baik lagi.
Sistem Kardiovaskuler. Gangguan yang terjadi akibat kerusakan mobilisasi dalam sistem kardiovaskuler ini antara lain hipotensi ortostatik, peningkatan nadi, suara jantung III, nadi perifer melemah, edema perifer, dan sebagainya.
Sistem Muskuloskeletal. Gangguan yang terjadi akibat kerusakan mobilisasi dalam sistem muskuloskletal diantaranya eritema, peningkatan diameter betis atau paha, penurunan rantang gerak, kontraktur sendi, intoleransi aktivitas, atrofi otot, kontaktur sendi, dan sebagainya. Mengingat kebutuhan akan bergerak atau mobilisasi sangat berpusat pada sistem ini, sehingga gangguan mobilisasi sistem ini harus ditangani dengan intensif terhadap klien dengan imobilisasi ini.
Sistem Integumen. Gangguan yang terjadi akibat kerusakan mobilisasi dalam sistem kulit yaitu kerusakan integritas kulit. Sehingga akibat imobilisasi pada sistem ini, kerusakan akan dapat semakin meluas pada kulit.
Sistem Eliminasi. Gangguan yang terjadi akibat kerusakan mobilisasi dalam sistem ini antara lain penurunan keluaran urin, urin pekat atau berawan, penurunan frekuensi defekasi, distensi kandungan kemih dan perut, serta penurunan bising usus.
Peningkatan suhu tubuh. Karena adanya involusi uterus yang tidak baik, sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik, sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
Involusi uterus yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta, sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
Pengkajian yang akurat, menimbulkan perawat dalam melakukan intervensi sebelum terjadi penyakit lain yang disebabkan akibat dari kerusakan mobilisasi pada masing-masing sistem yang mengalami imobilisasi.