ternyata jepang tidak henti-hentinya mengembangkan negaranya dengan alat
transportasi tercepat. Walau sudah memiliki
'Kereta Peluru' Shinkansen, sekarang negeri Matahari Terbit ini telah merancang kereta
Magnetic Levitation alias Magnet Mengambang, Dibanding Kereta Peluru, kereta Maglev memiliki tiga perbedaan;
kecepatan, masinis dan teknologinya.Kecepatan Maglev mencapai 500 km per jam. Sedangkan Kereta Peluru kecepatannya sekitar 350 per jam. Kelak, menaiki Maglev rasanya seperti menyalip pembalap F1. Dengan Maglev, jarak Yogya-Jakarta bisa ditempuh hanya dalam waktu sejam.
Pekan lalu, Central Japan Railway Co alias JR Tokai memamerkan prototie kereta Maglev. Kereta ini tampak seperti kereta Shinkansen, Hanya saja, di bagian masinis tak ada kaca. Hidungnya lebih panjang, dan kaca penumpang lebih kecil. Ini untuk mengurangi konsumsi kaca, yang juga mengurangi beratnya.
Alhasil, ini mengurangi konsumsi listrik sebagai bahan bakarnya. Bodi Maglev akan menggunakan paduaan aluminium kuat, karbon serat-plastik yang biasa digunakan pada sayap pesawat terbang. Dengan material ini, maka kecepatan yang diraihnya bisa dimaksimalkan hingga 500 kilometer per jam.
Kecepatan ini bukan dioperasikan oleh masinis. Tapi oleh komputer di pusat pengendalian. Dengan mata normal, hampir mustahil melihat track rel dengan jelas pada kecepatan 500 km per jam. Sebagai gantinya, akan dipasang kamera di depan untuk memonitor jika ada objek yang membahayakan di depan kereta. Kamera ini ditanam di 'hidung' kereta.
Kereta ini bisa melaju cepat karena memang tak 'mendarat' di rel. Teknologi magnet membuatnya melayang di atas rel. Sehingga lebih ringan untuk melajukan Maglev.
Namun teknologi ini tak murah. Karena mahal, kereta jenis Maglev ini sempat diabaikan selama beberapa dekade. Satu-satunya Maglev yang dioperasikan secara komersil hanya di Cina, yang melaju dengan jarak tak lebih dari 20 km.
"Kami ingin menyempurnakannya sebelum digunakan untuk publik," kata direktur pusat uji Yamanashi, Yasukazu Endo. Untuk merealisasikan kereta Maglev Jepang tercepat ini, konon pemerintah harus merogoh kocek hingga US$ 64 miliar atau sekitar Rp 600 triliun. Jepang sendiri paling cepat mengoperasikannya pada 2027.