EMPO Interaktif, Tokyo - Sega Corp menyatakan sebanyak 1,3 juta data pengguna layanan Sega Pass telah dibajak pada Jumat pekan lalu.
Dalam penyataan resminya kemarin, perusahaan pengembang permainan video asal Jepang ini mengungkapkan informasi pelanggan yang diambil peretas adalah nama, tanggal lahir, alamat e-mail, dan password terenkripsi. Namun, Sega menegaskan bahwa data pembayaran, seperti nomor kartu kredit aman.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan membuat pelanggan kesulitan," kata Juru Bicara Sega, Yoko Nagasawa. "Kami akan memperkuat keamanan."
Saat ini, sampai waktu yang belum ditentukan, Sega menutup layanan video game online-nya, Sega Pass. Dengan diserangnya Sega, sebuah divisi dari Sega Sammy Holdings yang membuat software game, seperti Sonic the Hedgehog, berarti sudah tiga perusahaan game Jepang yang menjadi sasaran pembajakan.
April lalu, lebih dari 100 juta pengguna Playstation Network milik Sony dibobol dan berlanjut kepada Nintendo yang terjadi pada awal bulan ini. Selain perusahaan game, para peretas juga membajak 360 ribu rekening di Citigroup dan International Monetary Fund (IMF).
Sebuah kelompok peretas yang menamakan diri Lulz Security muncul. Mereka mengaku bertanggung jawab atas pembobolan situs Playstation Network, Nintendo, situs Central Intelligence Agency (CIA), dan senat Amerika Serikat.
Namun, kelompok pembajak ini justru menawarkan bantuan kepada Sega untuk mengobrak-abrik hacker yang telah membobol sistemnya. "Sega - hubungi kami," tulis LulzSec dalam kicauannya di Twitter. "Kami ingin membantu menghancurkan hacker yang telah menyerangmu. Kami mencintai Dreamcast."