PENGERTIAN ELIMINASI
• Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh
• Pembuangan dapat melalui bowel (defekasi/BAB) dan urin (miksi/BAK).
Dalam eliminasi kita mengetahui adanya defekasi atau sering kita kenal dengan BAB ( buang air besar ) yaitu Proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Adapun anatomi saluran pencernaan yaitu
• Saluran gastrointestinal bagian atas
– Mulut, kerongkongan, lambung
• Saluran gastrointestinal bagian bawah
– Usus halus, usus besar, anus
• Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Panjangnya kira-kira 6 m & diameter 2,5 cm.
• Usus besar terdiri atas cecum, kolon, rektum. Panjangnya sekitar 1,5 m & diameter sekitar 6 cm.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses defekasi atau bab ini yaitu
• Usia
– Bayi : kontrol defekasi belum berkembang
– Lansia : kontrol defekasi menurun
• Diet
– Makanan berserat
– Banyaknya makanan
• Intake cairan
– Intake cairan kurang : feses menjadi lebih keras, disebabkan karena absorpsi cairan di kolon yang meningkat.
• Aktivitas
– Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan
sangat membantu proses defekasi.
• Fisiologis
– Cemas, takut, dan marah akan meningkatkan peristaltik, sehingga menyebabkan diare.
• Pengobatan
– Beberapa jenis obat dapat menyebabkan diare dan konstipasi. Laksatif dapat melunakkan feses dan meningkatkan peristaltik. Namun, jika digunakan dalam waktu lama dapat menurunkan tonus usus sehingga usus menjadi kurang responsif terhadap stimulus laksatif.
• Gaya hidup
– Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil
secara teratur
– Fasilitas BAB
– Kebiasaan menahan BAB
• Prosedur diagnostik
– Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostik biasanya dipuasakan atau dilakukan klisma dahulu agar tidak dapat BAB
Adapun masalah yang terjadi pada proses bab adalah
• Konstipasi
– Feses kering atau keras.
– Penyebab
ola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang terlalu lama, stress psikologis yang meningkat, obat-obatan, kurang aktivitas, dan usia.
• Impaksi feses
– Massa keras yang teraba di lipatan rektum akibat retensi dan akumulasi feses yang berkepanjangan.
– Penyebab: pola defekasi yang tidak teratur, konstipasi, asupan cairan yang kurang, kurang aktivitas, dan kelemahan tonus otot.
• Diare
– Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi BAB.
– Penyebab: stres fisik, obat-obatan, alergi, penyakit kolon, dan iritasi intestinal.
• Inkontinensia alvi
– Hilangnya kemampuan mengontrol BAB
– Penyebab: penyakit neuromuskuler, trauma
spinal cord, tumor spinter anus eksterna.
• Flatulensi (kembung)
– Flatus berlebihan
– Penyebab: konstipasi, penggunaan obat-obatan, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas
• Hemoroid
– Pelebaran vena di daerah anus
– Penyebab: konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.