Rabu malam tepatnya tanggal 29
februari 2012 tepatnya pukul 19.30,aku kedatangan orang berusia 48
tahunan ke tempatku bekerja dan bertanya apakah ada iqro ditempatku atau
tidak. Karena tak ada,akhirnya dia izin tuk berteduh ditempat saya
bekerja karena pada saat itu memang sedang hujan. Karena kasihan
akhirnya aku suruh dia tuk masuk dan sayapun menyiadak kursi untuknya
sambil melayani pelanggan yg beli. Saat saya sedang santai,saya ajak dia
ngobrol,karena tak tega mendiamkan seseorang ditempat kerja terlebih
dia mengaku seorang mu'alaf yg sangat sangat ingin belajar baca iqro.
Dia juga memceritakan bagaumana dia bisa ke bandung. Dia mengaku ke
bandung karena ingin bertemu anak gadisnya yg kuliah di STT
TELKOM,sayangnya anaknya tidak mau mengakuinya dikarenakan dia sudah
menjadi seorang muslim. Dia juga mengaku bahwa ia ke bandung karena dia
dikejar2 oleh adatnya agar kembali ke agama sebelumnya,dan dia mengaku
bekerja di kantor UNICEF PBB di Jakarta. Dia menceritakan semua asal
uslnya,kehidupannya bahkan disetiap saat dia mengucapkan
takbir,tasbih,tahmid dan yg paling saya tidak terima dia bersumpah atas
nama ALLAH dengan mengucap Demi Allah dan Wallahi.,,bahkan tak jarang
dia bercerita dengan menangis didepan saya. Dia mengaku tak punya tempat
tinggal di bandung karena uang yg dia bawa habis,bahkan mobil dan ipad
nya hilang diambil orang,katanya. Karena merasa iba dan merasa sesama
muslim saya berniat tuk membantunya. Tak taunya saya mulai terkena
hipnotis olehnya. Saya bilang ke bos saya tuk minta izin agar orang itu
boleh tidur dikosan saya walau semalam dan bos saya pun mengizinkannya.
Saat sudah ada kepastian dia boleh menginap semlam,dia minta ke saya tuk
mengantarkannya ke Jakarta esok hari,karena dia mengaku bahwa dia akan
memindahkan seluruh hartanya ke bandung dengan tujuan untuk disumbangkan
ke fakir miskin,anak yatim,kaum duafa serta dia ga mau uangnya digunain
oleh keluarganya tuk berfoya-foya. Sekali lagi saya menerima
permintaannya walau saya harus meminjam uang sebesar 200.000 ribu ke
pada bos saya untuk ongkos saya dan dia ke jakarta. tepat pukul 22.15
saya tutp kios tempat saya bekerja dan mengajaknya ke kamar saya dan
kebetulan disana sudaha ada mas agus (rekan kerja saya) sedang tidur.
Lalu saya sholat isya. Setelah selesai saya diajak ngobrol lagi olehnya
bahwa bagusnya kita berangkat pake bis yg jam 2an karena biar kita ada
waktu istirahat di jakarta. Dan dia juga bilang bahwa dia butuh sekali
laptop tok meng entri data2 penting dia. Dan kali inipun saya turuti,dan
saya pinjem laptop ke temen saya intuk keperluanyya,dan itu saya
lakukan sekitar jam setengah 12 malam. Setelah dapat semua,kamipun pergi
ke terminal Leuwi Panjang tuk mencari bisnya. Karena masih lama,kamipun
beli minuman jahe dan makan gorengan. Tepat jam 01.45,bispun berangkat
dan kami turun di Kampung Rambutan jam 04.20,lalu saya di ajak ke masjid
di daerah Kalibata tuk sholat shubuh dan disana kita sampai pikil
06.15. Lali saya diajaknya lagi ke Jatinegara,tapi sebelumnya dia bilang
ke tukang laindry tuk ngambil pakaian di apartemennya yg tak jauh dari
jalan layang Kalibata. Sampai di Jatinegara tepatnya di pertokoan
sepati,jl.Matraman Raya,dia mengajak saya ke kios temennya yg bernama
mas trimo.Tapi karena belin buka,dipun menyuruh saya tuk mencari
kertas,karena ga ada saya disuruhnya tuk beli amplop 2 lembar. Lalu dia
menulis dengan menggunakan punggung saya tuk mejanya,yg intinya dia
menulis kode yg ditujukan kepada bapak jajang yang bekerja di Toko 2
Saudara. Dan lagi2 saya menurutinya. Sebelum saya pergi mengantar itu
saya disuruh menaruh tas saya yg berisi laptop dan juga hp saya ke dia
dgn alasan mau diisi pulsa n mau buat nelfon temennya sarta uang 100.000
ribu sisa ongkos semalam. Setelah itu semua saya lakuin,saya langsung
pergi mencari Bapak jajang ditoko tadi,namun toko dan orang teresebut
tak satupun orang yang tau. Karena hati saya was2 say balik lagi,dan
ternyata dia telah kabur membawa semua barang2 itu dan hanya
meninggalkan uang 5000 rupiah untuk sya. Saya cona cari dia disekeliling
sana 2x namun tak dapaty saya temukan. Akhirnya saya melapo ke POLRESTA
JAKARTA TIMUR,dan saya juga minta surat jalan tuk pulang ke Bandung.
Saya dibuatin surat itu dan disuruh diserahkan kepada kepala stasiun
Jatinegara,tapi kata kepala stasiun tersebut,kereta yg saya maksud
berangkatnya di stasiun Pasar Senen,lalu saya naik kereta peron dan tidk
bayar. Setelah sampai surat itu saya serahkan ke TU Stasius Pasar
senen,tapi saya disuruh untuk ke polsusnya. Oleh polsusnya,surattersebut
sudah tak berlaku lagi dari oktober tahun lalu,dan saya disuruh ke
DINSOS tuk minta surat agar saya bisa beli tiket ke Bandung. Sayapun
pergi kesana tuk imta surat tersebut,namun salah satu syaratnya kurang
betul akhirnya saya disuruh minta syaratnya lagi ke polsek psar senen.
setelah dapat,akhirnya surat itu diterima dan sekitar pukul 17.00 saya
diantar ke stasiun pasar senen dan dibelikan tiketnya. Selama saya
dijakarta tak secuil pun makanan yg masuk ke perut saya,karena terasa
sangat enek oleh bajingan yg menipu saya,dan saya tidak terima karena
dia bawa2 nama ALLAH didalam aksinya. Sekitar pukul 21.00 kereta yg
ditujupun datang,namun sebelum saya naik,ada seorang ibu yg sangat baik
dengan memberi saya roti dan uang sebesar 15000 ke saya. Sesampainya di
stasiun Kiara Condong,sayapun langsung mencari angkot 09 dan itu sudah
pikil 12.00,tapi sayang tak ada dan akhirnya saya jalan kaki dari kircon
ke buah batu sendirian. Mohon kepada penbaca kisah saya 2 hari ini
untuk berhati2 dengan orn yg datang mengaku mu'alaf,bersihkan hatimu
agar kamu tak terhipnotis oleh kata manisnya.
Saya bersyukur
karena teman yg saya pinjemin laptop mau memaafkan saya dan saya juga
bisa pulang dengan selamat tanpa cedera sedikitpun. Untuk siapapun yang
mengenal saya,jika no saya tidak bisa dihubungi itu karena saya sudah
tidak punya hp,dan INSYAALLAH Allah akan memberikannya lebih untuk sya.
Mohon do'anya ya,..
wassalam
Dalam catatan ini:
Fahry Raisu Achmad,
Apocalypto 'izzat,
Arwani PoeTra KaDhepe,
Alifah Zahira Salsabila,
Mulki Ardhy,
Ahmad Jaetuloh,
Tiara Melda Djazuli,
Muqtafi Akhmad,
Nadia Nur Ashfahani,
Silmi Aziza Azmi,
Jihan Azzahra,
Abdysiyyujang Broo Kokoog Blekoktapiyytetepkasebh,
Ainur Havnia,
Watashi Ha Ato Desu,
Nudiya Ayati Sabila,
Ayla Chaerani Khalifah,
Dinna Yusri Amalia,
Muhamad Syahid Nur Alam,
Zahrah Aulia,
Nur Hidayanti,
Ishaq Amirudin,
baiturrahman,
Bakti Prasetyo,
Aryanty Be,
Kaamiliaa Bunga Pratiwi,
Bella Diani,
Bunga Odleways,
Beny Fatah,
Bunga Intan Sulistiana dan
Bunda Lia