I. LATAR BELAKANG TERJADINYA GIZI BURUK
1. Masalah Kurang Gizi Buruk Dalam Siklus Kehidupan
Sebagai Negara berkembang, Indonesia masih menghadapi brbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan tersebut adalah masalah kurang gizi. Kekurangan gizi biasanya terjadi secara tersembunyi dans erring luput dari pengamatan biasa.
Sebagai contoh untuk mengetahui ibu hamil menderita anemia kurang gizi bezi, atau balita yang mengalami gangguan pertumbuhan, atau anak usia sekolah yang kekurangan zat besi mikro (Yodium / Zat Besi) pada pememeriksaan teknis dan laboratorium
Timbulnya masalah kurang gizi pada anak dipengaruhi oleh status gizi ibunya. Bila ibu hamil kurang gizi akan mempengaruhi janin di dalam kandunganya dan memungkinkan bayinya lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Kondisi ini akan mempengaruhi status gizi anak sampai pada usia dewasa (Intergenerational Impact).
Masa tumbuh kembang otak yang cepat, sebagian besar (80%) terjadi pada periode 0 – 2 tahun. Yang disebut juga periode emas (golden period). Kekuragan gizi pada periode ini akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Pada anak yang kurang gizi, daya tahan tubuhnya rendah sehingga anak sering terkena penyakit infeksi. Akibatnya anak tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dimana anak tampak kurus dan pendek, terutama pada masa usia bawah lima tahun (Balita) banyak yang menderita kurang Energi Protein (KEEP). Selain itu anak kurang gizi, pertumbuhan dan perkembangan otaknya juga tidak optimal, sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak. Anak akan tumbuh berkembang menjadi remaja dan pada usia dewasa kurang berprestasi serta produktifitas rendah, yang akhirnya menjadi lanjut usia (Lansia) yang kurang gizi, sakit-sakitan, kondisi tersebut akan berdampak pada mutu sumber daya manusia yang rendah. Sedangkan pada anak yang gizinya cukup dan sehat, tumbuh kembang otak dan fisik menjadi optimal. Dengan demikian anak tersebut menjadi cerdas dan lebih produktif yang akan menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.
Calon ibu yang berasal dari anak kurang gizi umumnya menderita kurang energi kronik (KEK) dan akan menjadi ibu hamil yang juga menderita KEK. Ibu hamil dengan berat badan kurang dari 45 Kg dan tinggi badan kurang dari 145 Cm termasuk ibu hamil resiko tinggi (RISTI). Mengalami kesulitand alam proses melahirkan, yang berdampak pada peningkatan angka kematian pada ibu dan bayi.
Dapat disimpulkan bahwa masalah gizi pada tahap kehidupan yang satu akan berpengaruh pada kehidupan yang selanjutnya.